Juli 22, 2025

hizballah : Berita Israel Gempur Menara Gaza Kantor

Gedung al-Jalaa, tempat kantor media Associated Press Al Jazeera

Israel dan Amerika Gempur Iran: Ketegangan Memuncak di Timur Tengah

Serangan besar-besaran yang dilancarkan Israel bersama Amerika Serikat terhadap instalasi nuklir Iran baru-baru ini telah mengguncang stabilitas Timur Tengah. Operasi militer udara yang berlangsung hampir dua pekan ini menandai eskalasi konflik yang sebelumnya sudah panas akibat ketegangan diplomatik dan aksi saling balas. Kini, dunia menyoroti bagaimana kedua negara tersebut, yang dikenal sebagai sekutu strategis, mengambil langkah ekstrem terhadap ancaman yang mereka nilai berasal dari program nuklir Iran.

Israel mengklaim bahwa fasilitas nuklir Iran, termasuk Natanz, Isfahan, dan Fordow, telah menjadi target utama dalam serangan ini. Jet-jet tempur dilaporkan menjatuhkan bom penghancur bunker yang ditujukan untuk menghentikan pengayaan uranium dan produksi senjata nuklir. Sementara itu, Amerika Serikat memberikan dukungan logistik, intelijen, dan koordinasi strategis dalam serangan ini, menunjukkan bahwa keterlibatan Washington bukan hanya simbolis, tapi aktif dalam aksi militer tersebut.

Menurut laporan awal dari intelijen AS, serangan ini menyebabkan kerusakan besar namun tidak menghancurkan seluruh kemampuan Iran. Program nuklirnya diperkirakan hanya tertunda selama beberapa bulan. Ini artinya, serangan yang begitu besar itu tak memberikan hasil permanen yang diharapkan. Bahkan, sejumlah analis menyebut bahwa aksi ini justru bisa memperkuat tekad Iran untuk terus mengembangkan teknologi nuklirnya sebagai bentuk perlawanan atas intervensi eksternal.

Dampak serangan ini sangat dirasakan di dalam negeri Iran. Media lokal melaporkan lebih dari 600 korban tewas dan banyak fasilitas sipil turut terdampak. Pemerintah Iran menyatakan bahwa ini adalah slot deposit qris agresi terang-terangan yang akan dibalas dengan kekuatan penuh. Mereka mengutuk Israel dan Amerika sebagai pihak yang ingin mendestabilisasi kawasan demi kepentingan politik dan ekonomi. Iran juga telah menarik dukungan dari negara-negara sekutunya di kawasan, termasuk kelompok milisi yang memiliki pengaruh kuat di Lebanon, Suriah, dan Yaman.

Di sisi lain, Israel membenarkan tindakannya sebagai langkah preventif terhadap ancaman eksistensial dari Iran. Mereka menyebut bahwa dunia tidak bisa berdiam diri melihat negara seperti Iran terus memperkaya uranium dalam jumlah besar tanpa pengawasan penuh dari lembaga internasional seperti IAEA. Amerika Serikat juga menegaskan bahwa intervensi ini adalah bagian dari upaya menjaga perdamaian global dan mencegah terjadinya perlombaan senjata nuklir di Timur Tengah.

Gencatan senjata akhirnya diumumkan setelah tekanan dari berbagai pihak internasional, termasuk Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Namun demikian, gencatan ini dinilai rapuh. Masih terjadi pelanggaran sporadis beberapa jam setelah pengumuman tersebut, memperlihatkan bahwa perdamaian masih sangat jauh dari jangkauan.

Ketegangan antara Iran dan Israel telah berlangsung lama, tetapi kolaborasi terbuka dengan Amerika Serikat dalam serangan ini mengindikasikan bahwa konflik bisa berkembang menjadi perang regional yang lebih besar. Saat ini, dunia menanti apakah diplomasi akan kembali mendapat tempat, atau apakah aksi militer akan terus berbicara lebih lantang di kawasan yang sudah lama dibayangi ketidakpastian dan konflik bersenjata.

BACA JUGA: Kemenangan Gemilang Indonesia atas China: Harapan Baru di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Share: Facebook Twitter Linkedin

Comments are closed.